Pujangga

Filosofi Patah Hati

Bandung,

Aku takabur
Melihat mawar yang mekar
Surya yang sinar
Air yang riak

Di antara sepi
Di antara kaki-kaki

Aku khilaf melihat cinta
Daun yang hijau
Luka yang kerak
Mata yang buta
Sepi yang retak

“Cinta itu fana, “ katamu
Hati yang api
Mulut yang gertak
Otak yang tumpul

Aku lelah
Melihat jalan yang derap
Kata yang rusak
Hampa yang patah

“Cinta itu fana, “ katamu
“Kita itu fana, “ kataku